BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Masa remaja adalah periode di mana seseorang mulai
bertanya-tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya
sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978)
menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam
menghadapi masalah-masalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka,
misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb. Remaja tidak lagi
menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada
mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan
pemikiran yang ada dan mempertimbangkan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak
melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini
diajarkan dan ditanamkan kepadanya. Perubahan inilah yang
seringkali mendasari sikap “pemberontakan” remaja terhadap peraturan atau
otoritas yang selama ini diterima bulat-bulat.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah pengertian dan tahap-tahap perkembangan moral?
2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
moral remaja?
3. Bagaimana upaya mengembangkan moral remaja?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui pengertian dan
tahap-tahap perkembangan moral.
2.
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan moral remaja.
3.
Mengetahui upaya yang bisa
dilakukan untuk mengembangkan moral remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan tahap-tahap Perkembangan Moral
Istilah moral berasal dari kata Latin "mos"
(Moris), yang berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau tata cara kehidupan.
Sedangkan moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan,
nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral.
Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah
laku orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh
kelompok sosialnya. Tidak kalah pentingnya, sekarang remaja harus mengendalikan
perilakunya sendiri, yang sebelumnya menjadi tanggung jawab orang tua dan guru.
Menurut Kohlberg tahap-tahap perkembangan moral sebagai berikut:
1. Taraf prakonvensional
Anak telah memiliki sifat responsive terhadap
peraturan dan cap baik dan buruk, hanya cap tersebut berdasarkan dengan enak
dan tidak enak, suka dan tidak suka, kala
jahat dihukum kalau baik diberi hadiah. Pada taraf ini terdiri dari dua tahapan
yaitu :
1)
Punishment
and obedience orientation/ Orientasi kepatuhan dan hukuman. Akibat-akibat fisik suatu perbuatan
menentukan baik buruknya, tanpa menghiraukan arti dan nilai manusiawi dari
akibat tersebut. Anak hanya semata-mata menghindarkan hukuman dan tunduk kepada
kekuasaan tanpa mempersoalkannya
2)
Instrument-relativist
orientation/ Orientasi minat pribadi.
Akibat dalam tahap ini beranggapan perbuatan yang
benar adalah perbuatan yang merupakan cara atau alat untuk memuaskan
kebutuhannya sendiri dan kadang-kadang juga kebutuhan orang lain. Hubungan
antar manusia dipandang seperti hubungan di pasar (jual-beli).
2.
Conventional
Level (taraf Konvensional)
Pada taraf ini mengusahakan terwujudnya
harapan-harapan keluarga, kelompok atau bangsa bernilai pada dirinya sendiri. Anak tidak
hanya mau berkompromi, tapi setia kepadanya, berusaha mewujudkan secara aktif,
menunjukkan ketertiban dan berusaha mewujudkan seara aktif, menunjang
ketertiban dan berusaha mengindentifikasi diri mereka yang mengusahakan
ketertiban sosial. Dua taraf ini adalah :
1)
Tahap
interpersonal corcodanc/ Orientasi keserasian interpersonal dan
konformitas. Perilaku yang
baik adalah yang menyenangkan dan membantu orang lain serta yang disetujui oleh
mereka. Pada tahap ini terdapat banyak konformitas terhadap gambaran stereotip
mengenai apa itu perilaku mayoritas atau “alamiah”. Perilaku sering dinilai
menurut niatnya, ungkapan “dia bermaksud baik” untuk pertama kalinya menjadi
penting. Orang mendapatkan persetujuan dengan menjadi “baik”.
2)
Tahap law
and order, orientation/Orientasi hukuman dan ketertiban. Otoritas peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan dan pemeliharaan
ketertiban social dijunjung tinggi. Tingkah laku disebut benar, bila orang
melakukan kewajibannya, menghormati otoritas dan memelihara ketertiban social.
3.
Postoonventional
level (taraf sesudah konvensional)
Pada taraf ini seorang berusaha
mendapatkan perumusan nilai-nilai moral dan berusaha merumuskan prinsip-prinsip
yang sah ( valid) dan yang dapat diterapkan entah prinsip itu berasal dari
otoritas orang atau kelompok yang mana. Tahapannya adalah :
1) Sosial
contract orientation/
Orientasi kontrak sosial. Orang
mengartikan benar salahnya suatu tindakan atas hak-hak individu dan norma-norma
yang sudah teruji dimasyarakat. Disadari bahwa nilai-nilai yang bersifat
relative, maka perlu ada usaha untuk mencapai suatu consensus bersama.
2) The
universal ethical principle orientation/ Prinsip etika universal. Benar salahnya tindakan ditentukan oleh
keputusan suara nurani hati. Sesuai dengan prinsip prinsip etis itu bersifat
abstrak. Pada intinya prinsip etis itu adalah prinsip adalah keadilan, kesamaan
hak, hak asasi, hormat pada harkat ( nilai ) manusia sebagai pribadi.
Hal penting lain dari teori perkembangan moral
Kohlberg adalah orientasinya untuk mengungkapkan moral yang hanya ada dalam
pikiran dan yang dibedakan dengan tingkah laku moral dalam arti perbuatan
nyata. Semakin tinggi tahap perkembangan moral sesorang, akan semakin terlihat
moralitas yang lebih mantap dan bertanggung jawab dari perbuatan-perbuatannya.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral remaja
1.
Kurangnya
perhatian dan pendidikan agama oleh keluarga.
Orang tua adalah tokoh percontohan
oleh anak-anak termasuk didalam aspek kehidupan sehari-hari tetapi didalam soal
keagamaan hal itu seakan-akan terabaikan. Sehingga akan lahir generasi baru
yang bertindak tidak sesuai ajaran agama dan bersikap materialistik.
2.
Disiplin yang diberikan orang tua.
·
Orang tua yang menonjolkan kekuasaan dalam mendisiplinkan remaja, dapat
melemahkan perrkembangan moral remaja.
·
Orang tua yang menetapkan disiplin penarikan cinta menimbulkan pengaruh buruk
bagi perkembangan remaja.
·
Disiplin yang dilakukan acak, jarang mempengaruhi perkembangan moral
remaja.
·
Perasan kasih sayang yang diberikan orang tua
melalui tingkah laku yang ramah hangat akan membawa dampak positif bagi perkembangan
moral.
3.
Pengaruh
lingkungan yang tidak baik.
Kebanyakan remaja yang tinggal di
kota besar menjalankan kehidupan yang individualistik dan materialistik.
4.
Tekanan
psikologi yang dialami remaja. Beberapa
remaja mengalami tekanan psikologi ketika di rumah diakibatkan adanya perceraian/ pertengkaran orang tua yang menyebabkan si
anak tidak betah di rumah dan mencari pelampiasan.
5.
Gagal
dalam studi/pendidikan.
Remaja yang gagal dalam pendidikan
atau tidak mendapat pendidikan, mempunyai waktu senggang yang banyak, jika
waktu itu tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya, bisa menjadi hal yang buruk ketika
dia berkenalan dengan hal-hal yang tidak baik untuk mengisi kekosongan
waktunya.
6.
Peranan
Media Massa.
Remaja adalah kelompok atau
golongan yang mudah dipengaruhi, karena remaja sedang mencari identitas diri
sehingga mereka dengan mudah untuk meniru atau mencontoh.
7.
Perkembangan
teknologi modern.
Dengan perkembangan teknologi
modern saat ini seperti mengakses informasi dengan cepat, mudah dan tanpa batas
juga memudahkan remaja untuk mendapatkan hiburan yang tidak sesuai dengan
mereka.
C.
Upaya
mengembangkan moral remaja
a. Menciptakan
kelas sebagai lingkungan yang membuat siswa hidup hormat menghormati.
b. Memberi siswa kesempatan mengemukakan pendapat dalam
aturan kelas.
c. Memberi hukuman yang sesuai dengan pelanggaran.
d. Memberi kesempatan siswa bekerja
dalam kelompok.
e. Membuat anak memikirkan perasaan
orang lain dengan kegiatan bercerita
atau beriskusi tentang pengalaman sehari-hari.
f. Membuat permainan peran dalam
kehidupan sehari-hari
g. Mengadakan kesempatan untuk
mendengarkan jawaban siswa tentang
perkembangan moral.
h. Jangan
memberikan penilaian terhadap perkembangan moral atas dasar tingkah laku setiap
orang.
BAB III
Kesimpulan
Moral diartikan dengan ajaran kesusilaan, tabiat, atau kelakuan. Dunia remaja merupakan suatu tahap yang kritikal didalam kehidupan manusia, yaitu
peralihan dari dunia anak-anak menuju ke dunia dewasa. Di tahapan ini seseorang
memulai untuk mencari identitas dan penampilan diri. Bahkan pakar psikologi
mengistilahkan dunia remaja sebagai “emotional age” (umur emosi).
Peranan
orangtua atau pendidik sangat besar dalam memberikan alternatif jawaban dari
hal-hal yang dipertanyakan oleh putra-putri remajanya. Orangtua
yang bijak akan memberikan lebih dari satu jawaban dan alternatif supaya remaja
itu bisa berpikir lebih jauh dan memilih yang terbaik. Orangtua yang tidak
mampu memberikan penjelasan dengan bijak dan bersikap kaku akan membuat sang
remaja tambah bingung. Remaja tersebut akan mencari jawaban di luar lingkaran
orangtua dan nilai yang dianutnya. Ini bisa menjadi berbahaya jika “lingkungan
baru” memberi jawaban yang tidak diinginkan atau bertentangan dengan yang
diberikan oleh orangtua.
Romdan Kurniawan
Romdan Kurniawan
REFERENSI
Hurlock, E.B. 1990. Psikologi
Perkembangan. Alih Bahasa Isawidayanti dan Soedjarwo. Jakarta:Erlangga
Mappiare, Drs.Andi, 1982. Psikologi
Remaja. Surabaya: Usaha Nasional
http://www.anakciremai.com/Grup Kami HeroShop
http://romdankurkur.blogspot.com/2014/11/heroshop-tongsis-tomsis-lensa-fisheye.html
2 komentar:
Ada barang baru n barang lama turun harga :)
Buat semua hp, gadget, smartphone, laptop, tablet, dll
makro wide fisheye (3in1) jepit clip cuma 125rb
makro wide magnet cuma 80rb
makro wide clip cuma 90rb
fish eye clip cuma 100rb
tele tripot holder 225rb
tongsis 125rb
dan produk terbaru kami
FISH EYE 235derajat cuma 170rb
hub sms dan whatsapp 085746668989
pin bbm 24b269b5
kunjungi juga blog kami
http://romdankurkur.blogspot.com
Artikel nya bagus untuk referensi
Posting Komentar