PENDAHULUAN
Latar
Belakang Masalah
Biaya merupakan faktor
penting dalam suatu kepentingan bisnis. Dengan mengetahui jumlah biaya yang dikeluarkan dalam
suatu produksi, maka kita dapat menghitung jumlah laba yang diperoleh. Hal ini,
karena laba dihitung dari jumlah pendapatan dikurangi biaya.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
biaya produksi itu?
2. Apakah
macam-macam biaya produksi itu?
3. Apakah
skala ekonomis dan disekonomi itu?
Tujuan
1. Mengetahui
definisi biaya produksi.
2. Mengetahui
macam-macam biaya produksi.
3. Mengetahui
tentang skala ekonomi dan disekonomi.
BAB
II
PEMBAHASAN
Pengertian
Biaya Produksi
Biaya
produksi dalam arti sempit merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan produk atau output. Sedangkan, biaya dalam arti luas merupakan
keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk sampai
distribusi di pasar atau output sampai di tangan konsumen. Semua biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan atau menambah kegunaan suatu barang tersebut
dinilai dengan uang.
Biaya
produksi yang dikeluarkan setiap perusahaan dapat dibedakan menjadi dua jenis
yaitu, biaya eksplisit dan biaya tersembunyi. Biaya eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran
perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor-faktor produksi
dan bahan mentah yang dibutuhkan, meliputi biaya transportasi, biaya pengepakan
serta biaya promosi, dan lain-lain. Biaya tersembunyi adalah taksiran
pengeluaran terhadap faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan itu
sendiri. Dengan demikian, biaya tersebut secara ekonomis dapat dihitung sebagai
biaya produksi, tetapi bukan merupakan pengeluaran uang. Pengeluaran yang
tergolong sebagai biaya tersembunyi antara lain, pembayaran untuk keahlian
keusahawanan tersebut atau tenaga sendiri, modalnya sendiri yang digunakan
dalam perusahaan, bahan baku dari kebun sendiri, penyusutan peralatan, gedung, dan mesin-mesin
produksi. Cara menaksir pengeluaran seperti itu adalah dengan melihat
pendapatan yang paling tinggi yang dapat diperoleh apabila produsen itu bekerja
di perusahaan lain, modalnya dipinjamkan atau diinvestasikan dalam kegiatan
lain, dan bangunan yang dimilikinya disewakan kepada orang lain.
Macam-Macam
Biaya Produksi
Dalam
menganalisis biaya produksi perlu dibedakan menjadi dua jangka waktu, yaitu:
1. Biaya
Produksi Jangka Pendek
Yang
dimaksudkan jangka pendek yaitu jangka waktu dimana sebagian faktor produksi
tidak dapat ditambah jumlahnya. Jangka pendek adalah periode berlakunya dua
kondisi, yaitu, perusahaan yang ada menghadapi batasan yang dipaksakan oleh
sejumlah faktor produsi tetap dan perusahaan baru tidak dapat masuk, dan
perusahaan yang ada tidak dapat keluar dari industri.
Macam-macam
biaya produksi dalam jangka pendek, antara lain:
1.
Biaya Tetap atau Fixed
Cost (FC)
Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah
berapapun jumlah barang yang diproduksi. Biaya untuk sewa tanah, sewa gedung,
penyusutan mesin, gaji pegawai tetap, gaji manajer, bunga pinjaman bank adalah
contoh-contoh biaya tetap. Misalnya, biaya gaji yang dikeluarkan perusahaan
setiap bulan Rp10.000.000. Selama satu
bulan itu meskipun jumlah produksi bertambah biaya gaji bulan itu tidak
bertambah kecuali jika ada penambahan tenaga kerja.
Biaya tetap dibedakan menjadi dua
macam yaitu:
a) Biaya
Tetap Total atau Total Fixed Cost (TFC)
Biaya tetap merupakan jumlah
keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam jumlah tetap dalam jangka waktu tertentu. Besarnya biaya
tetap tidak tergantung pada besar kecilnya kuantitas produksi yang
dilaksanakan. Bahkan bila untuk sementara produksi dihentikan, biaya ini tetap
harus dibayar.
b)
Biaya Tetap Rata-Rata
atau Average Fixed Cost (AFC)
Biaya
tetap rata-rata adalah biaya tetap yang dibebankan pada setiap satuan output
yang dihasilkan. Biaya ini dihitung debgan membagi biaya tetap total dengan
jumlah output yang diproduksi. Pada
produksi
biaya tetap rata-ratanya
, selanjutnya pada produksi
. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
seberapa banyak output yang dihasilkan jumlah biaya tetap total akan sama.
Tetapi semakin banyak output yang dihasilkan, biaya tetap rata-rata atau AFC
akan semakin kecil dan semakin sedikit output yang dihasilkan, AFC semakin
besar. Ini dapat diketahui dari bentuk kurva AFC yang melengkung ke kanan dari
atas ke bawah.
2. Biaya
Variabel atau Variable Cost (VC)
Biaya Variabel adalah biaya yang
jumlahnya tidak tetap atau berubah-ubah sesuai dengan jumlah output yang
dihasilkan. Semakin banyak output yang dihasilkan maka biaya variabel yang
dikeluarkan juga semakin banyak. Sebaliknya, semakin sedikit output yang
dihasilkan, semakin sedikit pula biaya variabel yang dikeluarkan. Biaya bahan
baku, bahan pembantu, bahan bakar, dan upah tenaga kerja langsung merupakan
contoh biaya variabel.
Jenis biaya variabel
dapat dibedakan sebagai berikut:
1). Biaya Variabel
Total atau Total Variable Cost (TVC)
Biaya variabel total merupakan seluruh biaya yang harus
dikeluarkan selama masa produksi output dalam jumlah tertentu untuk memperoleh
faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya. Dimisalkan bahwa faktor produksi
yang dapat berubah jumlahnya adalah tenaga kerja. Setiap tenaga kerja yang
digunakan memperoleh pendapatan sebesar Rp 50.000. Bahan-bahan mentah merupakan
variabel yang berubah jumlah dan nilainya dalam proses produksi. Semakin tinggi
produksi, semakin banyak bahan mentah yang yang diperlukan. Oleh sebab itu,
biaya berubah biasanya merupakan perbelanjaan untuk membayar tenaga kerja yang
digunakan.
2).
Biaya Variabel Rata-Rata atau Average Variable Cost (AVC)
Perhitungan Biaya Variabel Rata-rata
Jumlah Produksi (Q)
(Unit)
|
Biaya Variabel (TVC)
(Rp)
|
Biaya Variabel Rata-rata
(AVC=TVC:Q)
(Rp)
|
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
|
550
650
750
850
950
1055
1150
1250
1350
1450
|
55
32,5
25
21,25
19
17,5
16,4
15,6
15
14,5
|
3. Biaya
Total atau Total Cost (TC)
4. Biaya
Rata-rata atau Average Cost (AC)
Biaya rata-rata atau AC merupakan biaya
yang dikeluarkan untuk setiap unit produksi.
5. Biaya
marginal atau Marginal Cost (MC)
Biaya marginal adalah kenaikan biaya total
yang diakibatkan oleh diproduksinya tambahan satu unit output. Jadi biaya
marginal (MC) merupakan perubahan biaya total (∆TC) jika produksi ditambah atau
dikurangi (∆Q) dengan satu unit.
Sehingga, ada beberapa hal yang
mempengaruhi perhitungan biaya marginal,
yaitu:
1. Biaya
total setelah peningkatan produksi.
2. Biaya
total sebelum peningkatan produksi.
3. Jumlah
produksi sebelum peningkatan produksi.
4. Jumlah
produksi setelah peningkatan produksi.
2. Biaya
Produksi Jangka Panjang
Dalam
jangka panjang perusahaan dapat menambah atau menciutkan semua faktor produksi
atau input yang akan digunakannya. Oleh karena itu, biaya produksi tidak perlu
lagi dibedakan antara biaya tetap dan biaya berubah. Di dalam jangka panjang
tidak ada biaya tetap, semua jenis biaya
yang dikeluarkan adalah biaya berubah. Hal ini berarti bahwa
perusahaan-perusahaan bukan saja dapat menambah tenaga kerja tetapi juga dapat
menambah jumlah mesin dan peralatan produksi lainnya, luas tanah yang digunakan
(terutama dalam kegiatan pertanian) dan luas bangunan atau luas pabrik yang
digunakan. Akibatnya, dalam jangka panjang terdapat banyak kurva jangka pendek
yang dapat dilukiskan.
2.1 Cara
meminimumkan biaya dalam jangka panjang
Karena dalam jangka panjang
perusahaan dapat memperluas kapasitas produksinya, ia harus menentukan besarnya
kapasitas pabrik (plant size) yang akan meminimumkan biaya produksi. Dalam analisis
ekonomi kapasitas pabrik digambarkan oleh kurva biaya total rata-rata (AC).
Dengan demikian analisis mengenai bagaimana produsen menganalisis kegiatan
produksinya dalam usahanya meminimumkan biaya dapat dilakukan dengan
memperhatikan kurva AC untuk kapasitas yang berbeda-beda. Faktor yang akan
menentukan kapasitas produksi yang digunakan adalah tingkat produksi yang ingin
dicapai. Sehingga peminimuman biaya jangka panjang tergantung kepada 2 faktor,
yaitu:
1. Tingkat
produksi yang ingin dicapai.
2. Sifat
dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia.
2.2 Kurva
Biaya Total Rata-rata Jangka Panjang
`Kurva LRAC (Long Run Average Cost)
atau biaya total rata-rata jangka panjang adalah kurva yang menunjukkan biaya
rata-rata yang paling minimum untuk berbagai tingkat produksi apabila perusahaan
dapat selalu mengubah kapasitas produksinya. Kurva LRAC adalah suatu kurva yang
berbentuk U yang jauh lebih datar daripada kurva biaya total rata-rata jangka
pendek. Selain itu, semua kurva jangka pendek berada di atas kurva jangka
panjang. Hal ini timbul karena perusahaan memiliki fleksibilitas yang lebih
tinggi pada jangka panjang. Pada intinya, dalam jangka panjang perusahaan dapat
memilih kurva jangka pendek yang ingin digunakan. Tetapi dalam jangka pendek,
perusahaan harus menggunakan salah satu kurva jangka pendek yang telah dipilih
sebelumnya. Kurva LRAC merupakan kurva yang menyinggung berbagai kurva AC
jangka pendek. Titik-titik persinggungan tersebut merupakan biaya produksi yang
paling optimum atau minimum untuk berbagai tingkat produksi yang akan dicapai
pengusaha dalam jangka panjang. Satu hal perlu diingat dalam menggambarkan
kurva LRAC adalah bahwa kurva itu tidak menyinggung kurva-kurva AC pada bagian
(di titik) yang terendah dari kurva AC.
Dapat disimpulkan bahwa
kurva LRAC, walaupun tidak menghubungkan setiap titik terendah dari AC,
menggambarkan biaya minimum perusahaan dalam jangka panjang.
C.
Skala
Ekonomi dan Disekonomi
Bentuk
dari kurva biaya total rata-rata jangka panjang menyampaikan informasi penting
tentang teknologi untuk memproduksi suatu barang. Ketika biaya total rata-rata
jangka panjang menurun seiring meningkatnya output, dikatakan bahwa telah
tercipta skala ekonomis (economics of scale). Produksi yang
semakin tinggi menyebabkan perusahaan menambah kapasitas produksi, dan
pertambahan kapasitas ini menyebabkan kegiatan produksi bertambah efisien. Hal
ini dicerminkan oleh biaya produksi yang bertambah rendah. Faktor-faktor
penting yang menimbulkan skala ekonomi antara lain:
1. Spesialisasi
biaya produksi.
2. Pengurangan
harga barang mentah dan kebutuhan produksi lain.
3. Memungkinkan
produk sampingan (by-products) diproduksi.
4. Mendorong
perkembangan usaha lain.
Ketika biaya total rata-rata jangka
panjang meningkat seiring meningkatnya output, dikatakan bahwa telah tercipta skala disekonomis (diseconomic of scale). Ketika biaya total rata-rata jangka panjang
tidak berubah meskipun tingkat outputnya berubah, dikatakan bahwa tercipta skala hasil tetap (constant return to scale). Skala ekonomi muncul karena tingkat
produksi yang tinggi memberikan kesempatan kepada setiap pekerja melakukan
spesialisasi, yang mengakibatkan setiap pekerja menjadi lebih mahir melakukan
tugas yang diberikan kepada mereka. Skala disekonomi dapat muncul karena
masalah koordinasi yang sering kali terjadi pada perusahaan besar. Analisis ini
menunjukkan mengapa kurva biaya total rata-rata jangka panjang seringkali
berbentuk U. Pada tingkat produksi yang rendah, perusahaan memperoleh
keuntungan dengan bertambah besarnya perusahaan karena perusahaan dapat
diuntungkan oleh spesialisasi pekerjanya yang semakin besar. Sementara itu
masalah koordinasi belum terjadi. Sebaliknya, pada tingkat produksi yang
tinggi, manfaat-manfaat dari spesialisasi semakin nyata, namun masalah
koordinasi menjadi semakin parah seiring pertumbuhan perusahaan. Maka, biaya
total rata-rata jangka panjang menurun pada tingkat produksi yang rendah karena
meningkatnya spesialisasi, dan naik pada tingkat produksi yang tinggi karena
meningkatnya masalah koordinasi.
BAB III
KESIMPULAN
Biaya
produksi dalam arti sempit merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan produk atau output. Sedangkan, biaya dalam arti luas merupakan
keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk sampai
distribusi di pasar atau output sampai di tangan konsumen. Biaya produksi yang
dikeluarkan setiap perusahaan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu, biaya
eksplisit dan biaya tersembunyi.
Dalam
menganalisis biaya produksi perlu dibedakan menjadi dua jangka waktu, yaitu, Biaya
produksi jangka pendek, yang terdiri atas Biaya Tetap atau Fixed Cost (FC) yang
dibagi menjadi Biaya Tetap Rata-Rata atau Average Fixed Cost (AFC) dan Biaya
Tetap Total atau Total Fixed Cost (TFC), Biaya Variabel atau
Variable Cost (VC) yang dapat dibedakan sebagai berikut, Biaya Variabel Total
atau Total Variable Cost (TVC) dan Biaya Variabel
Rata-Rata atau Average Variable Cost (AVC), Biaya Total atau Total Cost (TC), Biaya
Rata-rata atau Average Cost (AC) dan Biaya marginal atau Marginal Cost (MC).
Sedangkan, Biaya produksi jangka panjang, semua jenis biaya yang dikeluarkan
adalah biaya berubah dan tidak terdapat biaya tetap.
Skala
kegiatan produksi jangka panjang dikatakan bersifat mencapai skala ekonomi
apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi
semakin rendah. Ketika biaya total
rata-rata jangka panjang meningkat seiring meningkatnya output, dikatakan bahwa
telah tercipta skala disekonomis. Ketika biaya total rata-rata jangka panjang
tidak berubah meskipun tingkat outputnya berubah, dikatakan bahwa tercipta skala
hasil tetap.
1 komentar:
Kami adalah perusahaan yang terdaftar, meminjamkan uang kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan keuangan mendesak, dan mereka yang telah ditolak kredit dari sana bank karena skor rendah kredit, pinjaman bisnis, pinjaman Pendidikan, mobil pinjaman, kredit rumah, kredit perusahaan (dll), atau untuk membayar utang buruk atau tagihan, atau yang telah scammed oleh pemberi pinjaman sebelum uang palsu? Selamat, Anda berada di tempat yang tepat, dapat diandalkan Pinjaman Perusahaan Ibu Kelly untuk memberikan pinjaman dengan tingkat bunga yang sangat rendah dari 2% telah datang untuk mengakhiri semua masalah keuangan Anda sekali dan untuk semua, untuk informasi lebih lanjut dan pertanyaan hubungi kami melalui email perusahaan kami: (kellywoodloanfirm@gmail.com)
Terima kasih
Terima kasih dan Tuhan memberkati
Ibu kelly
Posting Komentar