KEPEMIMPINAN
A.
Pengertian
Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal
berbagai aktivitas yang harus dilakukan. Definisi kepemimpinan:
1. Menurut
A.F. Stoner adalah sebagai proses
mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas.
2. Menurut
Herbert G. Hicks dan C. Ray Gullett
adalah kesanggupan untuk mempengaruhi perilaku orang lain dalam kegiatan
tertentu.
3. Menurut
Kae H. Chung adalah proses
mempengaruhi bawahan untuk mencapai tujuan yang beraneka ragam.
4. Menurut
Leslie W. Rue dan Lloyd L. Byars
adalah proses mempengaruhi aktivitas anggota kelompok di dalam menentukan
tujuan dan usaha mencapainya.
5. Menurut
Robert A. Baron adalah proses dimana
melaluinya dapat mempergunakan pengaruhnya pada orang lain.
6. Menurut
Tannebaum, Weschler and Nassarik
adalah pengaruh antar pribadi, dalam
situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu.
7. Menurut
Shared Goal, Hemhiel & Coons
adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.
8. Menurut
Rauch & Behling adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas
kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama
Secara
umum kepemimpinan yaitu proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin
kepada pengikutnya dalam mencapai tujuan organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah
mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.
Ada
3 implikasi penting yaitu:
1. Kepemimpinan
melibatkan orang lain (bawahan atau pengikut). Kualitas seorang pemimpin
ditentukan oleh bawahan dalam menerima pengarahan dari pemimpin.
2. Kepemimpinan
menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang diantara para pemimpin
dan anggota kelompok. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan berbagai
kegiatan anggota kelompok dan anggota kelompok tidak dapat mengarahkan
kegiatan-kegiatan pemimpin secara langsung.
3. Pemimpin
dapat juga mempergunakan pengaruh dengan kata lain seorang pemimpin tidak hanya
dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan tetapi juga dapat
mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya.
B.
Pendekatan-pendekatan
Studi Kepemimpinan
1.
Pendekatan
sifat-sifat kepemimpinan
Para psikolog berpandangan bahwa pemimpin itu dilahirkan bukan dibuat. Secara
alamiah bahwa orang yang mempunyai sifat kepemimpinan adalah orang yang lebih
agresif.
Ukuran
dalam pencarian ciri kepemimpinan menggunakan dua pendekatan, yaitu:
1. Membandingkan
bawahan dengan pemimpin.
2. Membandingkan
ciri pemimpin yang efektif dan tidak efektif.
Menurut
Edwin Ghiselli sifat-sifat
kepemimpinan yang efektif sebagai berikut:
1. Kemampuan
dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory ability) atau pelaksanaan
fungsi dasar-dasar menejemen terutama pengarahan dan pengawasan pekerjaan orang
lain.
2. Kebutuhan
akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggung jawab dan keinginan
sukses.
3. Kecerdasan,
mencakup kebijaksanaan, pemikiran kreatif, dan daya pikir.
4. Ketegasan
(decisiveness) atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan memecahkan
masalah-masalah dengan cakap dan tepat.
5. Kepercayaan
diri atau pandangan terhadap dirinya sebangai kemampuan untuk menghadapi
masalah.
6. Inisiatif
atua kemampuan untuk bertindak tidak tergantung, mengembangkan serangkaian
kegiatan dan menentukan cara-cara baru atau inovasi.
Menurut
Keith Davis ada empat ciri utama
yang mempengaruhi terhadap kesuksesan kepemimpinan:
1. Kecerdasan
2. Kedewasaan
dan keluasan hubungan sosial
3. Motivasi
diri dan dorongan berprestasi
4. Sikap-sikap
hubungan manusiawi
Menurut
Stogdill ada enam kategori pribadi
yang membedakan antara pemimpin dan bawahan:
1. Kapasitas
2. Prestasi
3. Tanggung
jawab
4. Partisipasi
5. Status
6. Situasi
2.
Pendekatan Perilaku Kepemimpinan
A. Fungsi-fungsi
kepemimpinan
Pendekatan perilaku membahas
orientasi atau identifikasi pemimpin. Pendekatan perilaku kepemimpinan
menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya. Agar
kelompok berjalan dengan efektif, pemimpin
harus melakukan dua fungsi utama, yaitu fungsi yang berhubungan dengan
tugas (task-related) atau pemecahan masalah dan fungsi yang berhubungan dengan
pemeliharaan kelompok (group-maintenance) atau sosial.
B. Gaya-gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan meliputi gaya
dengan orientasi tugas (task-oriented) dan gaya dengan orientasi karyawan
(employee-oriented). Pada gaya pertama pemimpin mengarahkan dan mengawasi
melalui tugas-tugas yang diberikan kepada bawahannya secara teertutup. Sedangkan
yang kedua lebih memperhatikan motivasi daripada mengawasi.
Penelitian-penelitian
Tentang Pendekatan Perilaku Kepemimpinan
1.
Teori
X dan Teori Y dari McGREGOR
Douglas
McGregor mengemukakan strategi kepemimpinan dipengaruhi anggapan-anggapan
seorang pemimpin tentang sifat dasar manusia. McGregor menyimpulkannya dengan
memnbuat anggapan teori X dan teori Y.
Teori
X:
1. Rata-rata
pembawaan manusia malas atau tidak menyukai pekerjaan dan akan menghindarinya
bila mungkin.
2. Orang
harus dipaksa, diawasi, diarahkan atau diancam dengan hukuman agar mereka
menjalankan tugas untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
3. Rata-rata
manusia lebih menyukai diarahkan, ingin menghindari tanggung jawab, mempunyai ambisi relatif
kecil dan menginginkan keamanan.
Teori
Y:
1. Penggunaan
usaha phisik dan mental dalam bekerja adalah kodrat manusia seperti bermain
atau istirahat.
2. Pengawasan
dan ancaman hukuman eksternal bukanlah satu-satunya untuk mengarahkan usaha
pencapaian tujuan organisasi. Orang akan melakukan pengendalian diri dan
pengarahan diri untuk mencapai tujuan yang telah disetujuinya.
3. Keterkaitan
pada tujuan merupakan fungsi dari penghargaan yang berhubungan dengan prestasi
mereka.
4. Rata-rata
manusia, dalam kondisi yang layak, belajar tidak hanya untuk menerima tetapi
mencari tanggung jawab.
5. Ada
kapasitas besar untuk melakukan imajinasi, kecerdikan dan kreatifitas dalam
penyelesaian masalah.
6. Potensi
intelektual rata-rata menusia hanya digunakan sebagian saja dalam kondisi
kehidupan industri modern.
2.
Sistem
Manajemen dari Likert
Sistem
1, manajer membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan memerintah
para bawahan untuk melaksanakannya.
Sistem
2, manajer tetap menentukan perintah-perintah, tetapi memberi bawahan kebebasan
untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah tersebut.
Sistem
3, manajer menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan perintah-perintah setelah
hal-hal itu didiskusikan terlebih dahulu dengan bawahan.
Sistem
4, tujuan-tujuan ditetapkan dan keputusan-keputusan kerja dibuat oleh kelompok.
3.
Kisi-kisi
mananjerial dari Blake dan Mouton
Kisi-kisi
ini berkenaan dengan orientasi-orientasi manajer pada tugas (produksi) dan
karyawan (orang) serta kombinasi antara keduanya. Didalamnya dijelaskan lima
gaya kepemimpinan yaitu manajemen jatuh miskin, manajemen santai, manajemen
manusia organisasi, wewenang ketaatan, dan manajemen team.
4.
Studi
ohoi state
Faktor ”consideration” atau pertimbangan menggambarkan hubungan yang
hangat antara seorang atasan dan bawahan. Adanya saling percaya, kekeluargaan
dan panghargaan terhadap gagasan bawahan. Faktor “initiating structure” atau
struktur pemakrasaan menjelaskan bahwa seorang pemimpin mengatur dan menentukan
pola organisasi, saluran komunikasi, struktur peran dalam pencapaian tujuan
organisasi dan cara pelaksanaannya.
Ada
4 gaya kepemimpinan utama yaitu:
1. Strutur
rendah dan pertimbangan tinggi.
2. Stuktur
tinggi dan pertimbangan tinggi.
3. Stuktur
rendah dan pertimbangan rendah.
4. Stuktur
rendah dan pertimbangan tinggi.
C.
Pendekatan
situasional - “Contingency”
Ada
tiga variabel kritis yang mempengaruhi gaya pemimpin yaitu:
1. Pemimpin
2. Bawahan
3. Situasi
Kemampuan dan
kualitas pemimpin
Situasi Kemampuan dan
kualitas bawahan
Teori-teori
Situasional:
1.
Rangkaian
kesatuan kepemimpinan Tannenbaum dan Schmiat
Manejer
harus mempertimbangkan 3 kekuatan sebelum melakukan pemilihan gaya
kepemimpinan, yaitu:
1. Kekuatan-kekuatan
dalam diri manajer yang mencakup sistem nilai, kepercayaan terhadap bawahan,
kecenderungan kepemimpinan sendiri, dan perasaan aman dan tidak aman.
2. Kekuatan-kekuatan
dalam diri bawahan meliputi kebutuhan akan kebebasan, ketertarikan dan keahlian
dalam menangani masalah, keinginan untuk terlibat dalam pembuatan keputusan.
3. Kekuatan
situasi mencakup tipe organisasi, efektifitas kelompok, desakan waktu, dan
sifat masalah itu sendiri.
Pendekatan
yang paling efektif sebagai manajer adalah sedapat mungkin fleksibel maupun
memilih perilaku kepemimpinan yang dibutuhkan dalam waktu dan tempat tertentu.
2.
Teori
Contigensi dari Fiedler
Pada
dasarnya teori ini menyatakan bahwa
efektifitas suatu kelompok atau organisasi tergantung pada interaksi antara
kepribadian pemimpin dan situasi yang dihadapinya. Ada 3 faktor utama yang
mempengaruhi kesesuaian situasi dan ketiga faktor ini selanjutnya mempengaruhi
keefektifan pemimpin. Ketiga faktor itu adalah hubungan antara pemimpin dan
bawahan, struktur tugas, dan kekuatan posisi.
3.
Teori
Siklus-kehidupan dari Hersey dan Blanchard
Penggunaan
gaya adaptif oleh pemimpin tergantung pada diagnosa yang mereka buat terhadap
situasi. Konsep dasar teori siklus kehidupan bahwa strategi dan perilaku
pemimpin harus situasional dan terutama didasarkan pada kedewasaan atau
ketidakdewasaan pengikut.
Fleksibilitas
membantu menanggapi terhadap orang-orang dan situasi-situasi secara tepat dan
membuat penyesuaian apabila terjadi penyimpangan dari antisipasi. Semua orang
harus berhati-hati terhadap berbagai macam gaya kepemimpinan dan menggunakan
pengamatannya sendiri untuk mempelajari kepemimpiman dalam situasi-situasinya.
D.
Pengertian
Pemimpin
Pemimpin
adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai
tujuannya jika ada pemimpin.
Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin
adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan
mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan
alasan-alasannya. Seorang pemimpin
adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan
percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama (Panji
Anogara, Page 23).
E.
Tugas
dan Peran Pemimpin
Menurut James
A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1.
Pemimpin bekerja dengan
orang lain.
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan
orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain
dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi.
2.
Pemimpin adalah tanggung
jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas).
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas
menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik.
Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas.
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus
dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian
tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf.
Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan
menyelesaikan masalah secara efektif.
4.
Pemimpin
harus berpikir secara analitis dan konseptual.
Seorang pemimpin harus menjadi
seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat
mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan
seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
5.
Manajer adalah seorang
mediator.
Konflik selalu terjadi pada
setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin
harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
6.
Pemimpin adalah politisi
dan diplomat.
Seorang pemimpin harus mampu
mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang
diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
7.
Pemimpin membuat keputusan
yang sulit.
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :
- Peran hubungan antar
perorangan, dalam kasus ini fungsinya
sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor
konsultasi.
- Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
- Peran Pembuat
keputusan, berfungsi sebagai pengusaha,
penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator
F. Prinsip-prinsip Dasar Kepemimpinan
Prinsip,
sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi
dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau
organisasi. Menurut Stephen R. Covey (1997),
prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi.
Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah kompas/petunjuk yang tidak
dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu pusat
atau sumber utama sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi
seperti; keselamatan,
bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan. Karakteristik
seorang pemimpin
didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:
1.
Seorang yang belajar seumur
hidup.
2.
Berorientasi pada pelayanan.
3.
Membawa energi yang positif dengan percaya pada orang lain,
keseimbangan dalamkehidupan, melihat kehidupan sebagai tantangan, sinergi,
latihan mengembangkan diri sendiri.
Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah
mudah, karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya: (1)
kemauan dan keinginan sepihak; (2) kebanggaan dan penolakan; dan (3) ambisi
pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut,
memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman
sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan. klik murah koleksi heroshop
Grup Kami HeroShop
0 komentar:
Posting Komentar